Minggu, 07 Februari 2016

Makalah Kurikulum dan Pembelajaran

IMPLEMENTASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN KOLEKSI UNTUK MENUNJANG KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Kurikulum dan Pembelajaran
Yang dibina oleh Bapak Drs. Dwi Sugianto, M.Pd.


Oleh
Fidiya Aini
(140214606236)


Description: um (tb).jpg



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
PRODI S1 ILMU PERPUSTAKAAN
Nopember 2015
IMPLEMENTASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN KOLEKSI UNTUK MENUNJANG KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

ABSTRAK    : Perpustakaan sekolah menjadi pusat kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat membantu pengembangan bakat dan minat serta menunjang kegiatan pengembangan diri para siswa dan pengajar serta dapat menyediakan bahan pustaka sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam jumlah dan mutu yang memadai di seluruh Indonesia. perpustakaan sekolah sebagai menyediakan berbagai macam ilmu pengetahuan, dan juga menyediakan macam-macam buku pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku sehingga dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan pengembangan diri tidak dimasukkan ke dalam kelompok mata pelajaran melainkan sebagai kegiatan dimana peserta didik dapat mengembangkan keterampilan dan minatnya dalam bentuk ekstrakurikuler.
Keyword        : perpustakaan, kurikulum, pengembangan diri

Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan. Begitu pentingnya pendidikan bagi kita, tidak dapat kita bayangkan misalkan tanpa adanya pendidikan, bagaimana dengan manusia sekarang yang tidak ada perbedaan dengan manusia pada zaman dahulu, yang mana pada zaman dahulu manusia masih minim sekali pengetahuan mereka tentang pendidikan dan apabila itu terjadi pada zaman sekarang, tidak menutup kemungkinan hal itu akan menjadikan kita lebih terpuruk dan lebih rendah kualitas peradabannya. Perlu menjadi kehawatiran bersama apabila hal itu mulai menggejala pada masyarakat. Sangat memilukan bahwasannya masyarakat Indonesia terpuruk dalam himpitan krisis dan keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam pendidikan.
Kurikulum memang sesuatu hal yang mendasar dalam pelaksanaan proses pembelajaraan dalam pendidikan, kurikulum sebagai perangkat dalam upaya pelaksanaan pendidikan adalah merupakan suatu kegiatan pendidikan yang terorganisir dan terintegrasi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan.agar tujuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka kurikulum di semua tingkatan harus disesuaikan dengan kondisi dan tahap perkembangan masyarakat, karena pendidikan merupakan bagian dari masyarakat. Dengan demikian jika kurikulum tidak lagi dianggap sesuai dan tidak lagi memenuhi tujuan pendidikan maka dirasa perlu untuk diadakan perubahan atau pembaharuan dalam kurikulum tersebut.
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) memberikan kebijakan desentralisasi pada setiap satuan pendidikan. Penerapan KTSP diharapkan dalam penyelenggaraan pendidikan disetiap satuan pendidikan lebih dapat berkompentensi secara sehat dengan mengacu pada tujuan satuan pendidikan, potensi masyarakat disekitarnya, dan karakteristik peserta didik dan sesuai dengan standar nasional pendidikan. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai pengikat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh setiap sekolah dan satuan pendidikan di berbagai wilayah dan daerah. Dengan demikian, implementasi KTSP di setiap sekolah dan satuan pendidikan akan memiliki warna yang berbeda satu sama lain, sesuai dengan kebutuhan wilayah dan daerah masing-masing; sesuai dengan karakteristik masing-masing seolah dan satuan pendidikan; serta sesuai pula dengan kondisi, karakteristik, dan kemampuan peserta didik. Namun demikian, semua KTSP yang dikembangkan oleh masing-masing sekolah dan daerah itu, akan memiliki warna yang sama, yakni warna yang digariskan oleh standar nasional pendidikan (SNP).
Penerapan pengembangan kurikulum sangat membutuhkan sumber belajar terutama perpustakaan. Perpustakaan harus menyesuaikan pada kurikulum baik kegiatan perpustakaan maupun koleksi bahan pustaka agar dapat memenuhi kebutuhan warga sekolah. Maka dari itu pustakawan harus mengetahui bagaimana penyelanggeraan perpustakaan agar sesuai dengan kurikulum KTSP dengan cara mengetahui kurikulum KTSP.
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru karena kiprah guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis, tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusaan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif dan diharapkan dengan adanya penyempurnaan kurikulum ini, yakni KTSP peserta didik mampu meningkatkan prestasi dan meningkatkan kegiatan pengembangan diri dalam kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar merupakan sebuah hasil dari usaha peserta didik dalam proses menjalankan kegiatan pembelajaran di sekolah. KTSP merupakan alternatif kurikulum untuk memperbaiki berbagai permasalahan pendidikan yang dihadapi dalam pembelajaran termasuk peningkatan prestasi siswa serta kegiatan pengembangan diri siswa.
Sukses tidaknya implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut dalam pembelajaran. Kemampuan guru tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap implementasi kurikulum, serta tugas yang dibebankan kepadanya; karena tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum di sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanankannya. Implementasi KTSP dalam pembelajaran yang efektif dan menyenangkan menuntut guru untuk lebih sabar, penuh perhatian dan pengertian, serta mempunyai kreativitas dan penuh dedikasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Oleh karena itu, guru harus mampu mengembangkan kompetensi dirinya sendiri sebelum membelajarkan peserta didik untuk mencari, menggali, dan menemukan kompetensinya.

Landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pengembangan kurikulum merupakan proses dinamik sehingga dapat merespon terhadap tuntutan perubahan struktural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi maupun globalisasi. Kebijakan umum dalam pengembangan kurikulum harus sejalan dengan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional yang dituangkan dalam kebijakan peningkatan angka partisipasi, mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan (Oemar Hamalik, 2006: 3). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut :
1.      Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
2.      Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik (Mulyasa, 2007: 20).
Lebih lanjut Mulyasa (2007: 24) mengemukakan bahwa KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
1.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
2.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 adalah peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP merupakan criteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL), dan standar isi. SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Sedang standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengatur tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi, mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Standar Kompetensi Lulusan : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 mengatur Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan meliputi standar kompensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran, yang akan bermuara pada kompetensi dasar.
5.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas no. 22 dan 23 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2006 mengatur tentang pelaksanaan SKL dan Standar Isi. Dalam peraturan ini dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Sementara itu, menurut PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Menurut Kunandar (2007: 125) kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum sebagai perencanaan belajar yang berisikan tujuan pendidikan, kurikulum sebagai pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa, kurikulum sebagai dokumen tertulis yang berisikan kumpulan bahan ajar dan sejumlah mata pelajaran untuk diberikan kepada siswa.

Pengertian Perpustakaan Sekolah
            Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal tempat anak didik mendapatkan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sekolah bertujuan mempersiapkan anak didik menurut bakat dan kemampuannya masing-masing agar mampu berdiri di dalam masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, sekolah berkewajiban menyiapkan program, sumber belajar, berbagai fasilitas dan kelengkapan yang diperlukan.
            Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas yang dalam sistem pendidikan dewasa ini perlu diselenggarakan di tiap sekolah. Perpustakaan sekolah telah menempati bagian integral dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Segala program diselenggarakan untuk mencapai tujuan sekolah tempat perpustakaan bernaung. Di masing-masing sekolah, makna perpustakaan dapat sama, tetapi tujuan dan programnya bisa berbeda. Misalnya di sekolah dasar, tujuan dan program perpustakaan akan lebih diarahkan untuk membantu peserta didik belajar membaca dan mengenal berbagai macam buku.
            Menurut Sulistyo-Basuki, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan seumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan tidak cukup hanya dikelola dengan baik, informasi yang tersedia di perpustakaan juga harus dikomunikasikan pada Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, para guru, dan juga siswa sebab perpustakaan sekolah yang baik adalah perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi para pemakainya. Oleh karena itu koleksi di perpustakaan harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi para pemakainya sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
            Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang pendidikan nasional, pasal 35 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik apabila para tenaga kependidikan maupun peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Salah satu sumber belajar yang amat penting, tetapi bukan satu-satunya adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu unit yang terdapat di sekolah menjadi unsure pelengkap dalam proses belajar mengajar, perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu pusat sumber belajar.

Implementasi perpustakaan sekolah terhadap pengembangan koleksi untuk menunjang kegiatan pengembangan diri dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
Implementasi KTSP bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dapat diterima oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup. Kegiatan pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai atau membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal agar memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar.
Kegiatan inti dalam proses pembelajaran merupakan tahapan kegiatan pembelajaran yang paling utama untuk pembentukan kompetensi peserta didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokok dan membahas materi pokok untuk membentuk kompetensi peserta didik. Pembentukan kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri materi pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran perlu dilakukan secara profesional agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan menimbulkan kesan yang menyenangkan (Mulyasa 2008, hlm. 180-187).
Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. Perpustakaan menjadi satu kesatuan terpadu yang tidak hanya memenuhi minat siswa membaca buku tetapi diharapkan membantu siswa memperluas dan memperdalam pengetahuan.
Koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan bahan pustaka, baik yang berbentuk buku maupun non buku, yang dikelola sedemikian rupa oleh suatu perpustakaan sekolah untuk turut serta menjamin kelancaran dan keberhsilan kegiatan proses pembelajaran di sekolah. Perpustakaan mempunyai fungsi kurikuler yakni bahan-bahan pustaka yang mampu mendukung kurikulum. Maka dari itu, perpustakaan mempunyai peranan penting dalam pengembangan kurikulum khususnya untuk KTSP.
Pengembangan koleksi merupakan kunci dari tanggung jawab seorang pengelola perpustakaan. Pengelolaan koleksi yang baik akan menentukan berhasil atu tidaknya suatu program perpustakaan sekolah. Untuk mencapai fungsi pengembangan koleksi maka penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus mendukung koleksi yang berkualitas dan sesuai kebutuhan pengguna dengan kurikulum dan program-program sekolah dalam mengembangkan koleksinya. Pengembangan koleksi perpustakaan harus disesuaikan dengan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Pengembangan koleksi juga harus mendukung kurikulum dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan pasal 23 ayat 2 dan 3.
Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah bagaimana menyampaikan pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Perpustakaan sebagai media untuk memberikan informasi juga harus berfungsi membina hasrat belajar siswa yang dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan mendayagunakan fasilitas dan sumber belajar secara optimal, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal pula. Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas dan sumber belajar yang perlu didayagunakan dalam membina hasrat belajar. Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan implementasi KTSP dalam pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Dengan kata lain, fasilitas dan sumber belajar dipilih dan digunakan apabila sesuai dan menunjang implementasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah. Pengembangan fasilitas dan sumber belajar sudah sewajarnya dilakukan oleh sekolah, mulai dari pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas dan sumber belajar, baik kecukupan maupun kesesuaian serta kemutaakhirannya, terutama sumber-sumber belajar yang dirancang secara khusus untuk kepentingan implementasi KTSP dalam pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Pengembangan diri merupakan salah satu komponen KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, baik pada pendidikan umum, pendidikan kejuruan, maupun pendidikan khusus. Meskipun demikian, pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru, tetapi bisa juga difasilitasi oleh konselor, atau tenaga kependidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam struktur kurikulum pendidikan umum, dijelaskan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Materi pengembangan diri dapat didiskusikan oleh kepala sekolah, guru, konselor, dan tenaga kependidikan lain di sekolah yang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan peserta didik. Peserta didik dan komite sekolah juga bisa memberikan masukan-masukan mengenai program pengembangan diri. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan metode diskusi, bermain peran, Tanya jawab, pemecahan masalah dan metode lain yang sesuai. Adapun pelaksanaannya bisa dilakukan di kelas, di perpustakaan, di luar kelas, bahkan di luar sekolah.
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya seringkali tidak disadari bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru mengahmbat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Proses pembelajaran di kelas umumnya lebih menekankan pada ranah kognitif, ketika kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pengetahuan dan ingatan. Pembelajaran seperti itu jelas mematikan aktivitas dan kreativitas para peserta didik. Peningkatan kualitas pembelajaran dalam implementasi KTSP menuntut kemandirian guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif agar para peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajarnya secara optimal sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan di perpustakaan sekolah karena perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran. Melalui perpustakaan sekolah siswa dapat berinteraksi dan terlibat secara langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar.

Penutup
Peranan perpustakaan dalam pendidikan sangatlah penting, yaitu untuk membantu terselenggaranya pendidikan dengan baik. Dengan demikian sasaran atau tujuan operasional dari perpustakaan sekolah adalah untuk memperkaya, mendukung, memberikan kekuatan dan mengupayakan penerapan program pendidikan yang memenuhi setiap kebutuhan siswa berdasrkan sistem kurikulum yang berlaku yakni KTSP, disamping itu juga mendorong siswa dan memngkinkan tiap siswa mengoptimalkan potensi mereka sebgai pelajar. Dalam KTSP guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta dituntut untuk mempunyai kompetensi dalam memahami kurikulum dan mampu menjabarkannya dalam implementasi di lapangan melalui pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang siap dijadikan pedoman pembentukkan kompetensi peserta didik.


Daftar Rujukan
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo

Kunandar. 2007. Guru Profesional: implementasi kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: kemandirian
guru dan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:sebuah panduan praktis.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan: pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual
(Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah). Jakarta: Bumi         Aksara

Perpustakaan Nasional RI. 1996. Perpustakaan Sekolah: petunjuk untuk membina,
memakai dan memelihara perpustakaan sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI

Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yogyakarta:
DIVA Press

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Soekarman, K. et. al. 2003. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
Jakarta: Perpustakaan Nasional

Sulistyo-Basuki. 1994. Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: PT. Gramedia
Rosdakarya

Tim Penyusun Perpustakaan Nasional RI. 1996. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Asa Mandiri

Resume 1 - Pemasaran dan Promosi Perpustakaan

1. Pemasaran Merupakan proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain 2. Promosi Merupakan aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk, serta membujuk pelanggan sasaran untuk membeli/memanfaatkannya. Promosi bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan atau tingkah laku penerima dan membujuk mereka untuk menerima konsep pelayanan atau barang. 3. Iklan Segala bentuk penyajian dan promosi secara nonpribadi dari ide barang dan pelayanan yang dibayar oleh sponsor tertentu. 4. Publikasi Berita atau informasi tentang produk pelayanan atau ide yang dikeluarkan atas nama sponsor, tetapi tidak dibayar oleh sponsor. 5. Hubungan masyarakat mencakup banyak aspek dari hubungan organisasi dan konsumennya.  Konsep Pemasaran 1. Proses manajerial 2. Proses sosial 3. Bentuk pemasaran berupa program yang disusun secara cermat. 4. Tujuan: untuk membantu organisasi yang bersangkutan agar dapat bertahan hidup dan hidup secara sehat dengan jalan melayani pasar secara lebih efektif. 5. Menggunakan dan meramu rangkaian perangkat bauran pemasaran (marketing mix), Jasa Jasa merupakan semua kegiatan ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik dan konstruksi. Jasa layanan adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tdak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya tidak terdapat atau terkait dengan produksi fisik. Karakteristik Jasa : (a) Tidak berwujud, (b) tidak terpisahkan, (c) bervariasi, (d) dapat musnah. Eksternal marketing merupakan usaha mengkomunikasikan produk dengan pelanggan, sementara internal marketing berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan apa yang dikomunikasikan oleh pihak eksternal marketing. Pemasaran perpustakaan merupakan proses mengidentifikasi pemakai potensial yang mau mendengarkan cerita tentang peran perpustakaan, mengembangkan cerita tersebut sehingga pemakai memahami apa yang membuat perpustakaan unik dan pemakai juga akan mendapatkan sesuatu yang menarik serta mengembangkan cara menceritakan yang akan membuat pemakai tertarik. Teknik Pemasaran : (a) Mengetahui tujuan, sumber informasi, dan produk perpustakaan, (b) Mengetahui pesaing, (c) Identifikasi pelanggan perpustakaan, (d) Membuat strategi pasar bagi perpustakaan, dan (d) Menggunakan bauran promosi. Promosi Merupakan mekanisme komunikasi persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat untuk memberikan informasi tentang produk atau jasa. Tujuan Promosi Perpustakaan : - Menurut Jerome: menarik perhatian, menciptakan kesan, membangkitkan minat, memperoleh tanggapan. - Menurut Weinstock tujuan promosi perpustakaan antara lain memperkenalkan pusat informasi dan layanannya kepada masyarakat dan membujuk calon pemakai yang akan menggunakan pelayanan informasi. Keuntungan promosi : (a) Promosi membawa suara bagi perusahaan dalam arena pemasaran, (b) Membantu perusahaan meningkatkan penjualan produknya, (c) Membantu perusahaan dalam menciptakan produk baru, (d) Membantu perusahaan dalam menyelamatkan distribusi produksinya di dalam pasar, serta (e) Membantu perusahaan dalam membangun citra yang baik bagi perusahaan tersebut.

Resume Materi 1 - Manajemen Perpustakaan Umum dan Khusus

Nama : Fidiya Aini NIM : 140214606236 Prodi : S1 Ilmu Perpustakaan Mata Kuliah : Manajemen Perpustakaan Umum dan Khusus  Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kosakata Bahasa Inggris to manage  mengurusi. Secara umum manajemen adalah suatu rangkaian proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Stueart, 2002: 47). Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen diperlukan untuk dapat menciptakan keseimbangan untuk kepentingan 3 golongan yakni pemilik, karyawan, dan konsumen serta mengembangkan petunjuk dan kebijakan yang mengatur tindakan manusia dalam berorganisasi.  Prinsip-prinsip Manajemen 1. Pengelompokan pekerjaan menjadi divisi atau per-bidang. 2. Otoritas atau kekuasaan  tanggung jawab terhadap pekerjaannya. 3. Disiplin  atasan, perjanjian, sanksi. 4. Satu komando  bawahan mendapat komando dari atasan. 5. Ganngsplanks  komunikasi melalui rantai birokrasi. 6. Satu arah  sama-sama berarah untuk mencapai tujuan bersama. 7. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. 8. Remunerasi  penggajian harus bersifat adil. 9. Sentralisasi. 10. Teratur  identifikasi. 11. Persamaan  hak dan perlakuan. 12. Stabilitas  mempekerjakan seseorang dalam jabatan penting. 13. Inisiatif  memberikan reward. 14. Rasa kebersamaan  komunikasi.  Konsep Manajemen 1. Lingkungan organisasi (eksternal organisasi). 2. Strategi dan tujuan  SWOT atau RRM (Rapid Response Management Program). 3. Teknologi  input menjadi output. 4. Struktur sosial organisasi. 5. Budaya organisasi  cara hidup organisasi. 6. Struktur fisik organisasi  gedung, lokasi, atribut, perabotan, perlengkapan dan lain-lain.  Visi dan Misi Kalimat sederhana yang dapat membangkitkan semangat para pekerja dalam melakukan tindakan dan perilaku sehari-hari di tempat kerja untuk mencapai tujuan (Stueart, 2002: 105). Misi merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi dan diwujudkan ke dalam tujuan yang lebih berorientasi secara operasional dan lebih rinci.  Fungsi Manajemen 1. Fungsi Perencanaan Proses menilai dan menentukan tujuan yang diinginkan di masa yang akan datang serta mengembangkan dan menyeleksi kegiatan-kegiatan alternatif. (Stueart, 2002:67). Terdapat 5 unsur dalam perencanaan : a. Bingkai waktu yang meliputi jangka panjang ≥ 5 tahun dan jangka pendek ≤ 1 tahun. b. Mengumpulkan dan menganalisis data. c. Level perencanaan  jangka panjang (manajer lini atas) jangka pendek (manajer lini bawah) d. Fleksibilitas : rencana dibuat luwes agar dapat menyesuaikan lingkungan. e. Dapat dipertanggungjawabkan  di kontrol dan di evaluasi. Jenis-jenis perencanaan operasional : a. Perencanaan produksi : metode dan teknologi. b. Perencanaan keuangan : dana untuk aktivitas operasional. c. Perencanaan fasilitas : fasilitas pekerjaan untuk mendukung tugas. d. Perencanaan pemasaran : keperluan penjualan dan distribusi barang atau jasa. e. Perencanaan sumber daya manusia : rekruitmen, seleksi, dan penempatan orang-orang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Langkah-langkah perencanaan : a. Menentukan tujuan perencanaan. b. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan. c. Mengembangkan dasar pemikiran mengenai kondisi yang akan datang. d. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan. e. Mengimplementasikan dalam bentuk tindakan dan evaluasi. Pendekatan : a. Perencanaan inside-out : terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan untuk melakukan yang terbaik. Perencanaan outside-in : analisis lingkungan eksternal untuk mengeksploitasi kesempatan dan meminimalisasi permasalahan yang terjadi. b. Perencanaan top-down : bawahan manajer puncak membuat perencanaan berdasarkan tujuan yang ditentukan. Perencanaan botton-up : perencanaan dari bawah ke atas, dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah tanpa adanya batasan. c. Perencanaan Contogency : terfokus pada pemikiran ke depan.. 2. Fungsi Pengorganisasian Penetapan struktur peran-peran melalui penentuan-penentuan aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, pengkoordinasian hubungan wewenang dan informasi bagi struktur organisasi baik horizontal maupun vertikal. Keuntungan : adanya sinkronisasi kegiatan, keterpaduan kegiatan, menyelaraskan kegiatan, meruntunkan kegiatan, mencegah tumpang tindih dan kekosongan kegiatan. Dalam pengorganisasian perlu adanya SOP (Standard Operational Procedures) : buku pedoman tertulis berisi langkah-langkah dalam setiap pekerjaan dilengkapi dengan seperangkat aturan kebijakan dan aturan. Manfaat SOP yakni memperlancar pekerjaan, meningkatkan pengawasan, serta meningkatkan koordinasi antar bagian. 3. Fungsi Penggerakan (Actuating) Proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya bekerja dengan giat serta membimbing untuk melaksanakan tujuan. Directing, Motivating, Staffing, dan Leading. Fungsi penggerakan : selain memimpin juga memotivasi dan pengarahan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. 4. Fungsi Pengarahan Memimpin atau mengawasi orang-orang bawahan  proses melibatkan kemampuan mempengaruhi. Aspek-aspek penting Leadership : a. Motivasi (dorongan) b. Kepemimpinan (proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain). c. Komunikasi organisasi. 5. Fungsi Staffing (Pengisian Jabatan) Pengisian jabatan dalam organisasi dengan cara mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja yang ada, merekrut, memilih, menempatkan, menilai orang yang diperlukan. Fungsi Staffing : - Pembuatan deskripsi evaluasi kerja - Penilaian kinerja - Rekruitment - Pelatihan - Proses seleksi - Kedisiplinan - Wawancara - Kompensasi - Penempatan - Etika 6. Fungsi Pengawasan Pengawasan merupakan suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi pada sasaran perencanaan dan sasaran organisasi serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Fungsi pengawasan antara lain; penilaian, koreksi, evaluasi, dan monitoring. Monitoring dapat dilakukan melalui kegiatan Cost Benefit Analysis, Benchmaking, PERT, Sistem Informasi, dan Decision Support System, Time and Motion Studies, Operation Research. Tujuan pengawasan untuk menemukan kelemahan dan kesalahan kemudian diluruskan serta menjamin bahwa kelemahan dan kesalahan tidak terulang lagi. Perpustakaan Umum dan Khusus 1. Perpustakaan Umum Perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat dan penggunaannya tidak terbatas. Tugas : a. Melayani masyarakat dari berbagai golongan tanpa membedakan golongan, agama, ras dan budaya. b. Menyediakan bahan pustaka. c. Mendorong masyarakat agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien. Fungsi : a. Edukatif  sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. b. Rekreatif  bahan bacaan hiburan c. Informatif  menyediakan buku referensi bacaan ilmiah d. Kultural  bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa Tujuan : a. Mengembangkan minat baca b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan informasi c. Meletakkan dasar ke arah belajar mandiri d. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah 2. Perpustakaan Khusus Perpustakaan yang bernaung dibawah badan/lembaga/organisasi tertentu dan berkaitan erat dengan bidang tertentu. Jenis-jenis koleksi yang menyesuaikan dengan bidang-bidang atau informasi tertentu serta melayani pengguna informasi dalam kelompok tertentu. Karakteristik dan tujuan: - Memiliki koleksi yang terbatas pada disiplin ilmu tertentu - Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota - Jasa yang diberikan lebih mengarah pada minat anggota perorangan - Tujuan : membantu tugas badan induk tempat perpustakaan bernaung Manajemen Perpustakaan : 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pengawasan 4. Pelaporan 5. Penganggaran

Tugas 1 Pemrograman Pangkalan Data

Cerita Tentang Dua Malaikat dalam Keluarga

Cerita Tentang Dua Malaikat dalam Keluarga



Fidiya Aini - S1 Perpustakaan dan Ilmu Informasi - Universitas Negeri Malang



Perkenalkan nama saya Fidiya Aini. Namun kebanyakan memanggil saya dengan sebutan “Fid” atau “Kipit/Ipid”. Akan tetapi saya mempunyai panggilan tersendiri dalam keluarga. Saya tinggal di dusun kecil yang terletak diantara perbatasan Lamongan-Gresik bagian utara.
Disini saya tidak akan menceritakan tentang diri saya pribadi melainkan saya akan bercerita tentang 2 malaikat saya, Bapak dan Ibu. Kalau bercerita mengenai mereka mungkin 1 atau pun 2 lembar kertas saja tak cukup. Banyak sekali yang ingin saya gambarkan mengenai mereka berdua.
Yang pertama tentang sebuah nama yang indah “Bapak”. Saya sangat mengagumi beliau. Mengapa? Karena beliau merupakan seorang Bapak yang pendiam namun tegas dan juga rela berkorban untuk keluarganya. Untuk bercerita tentang Bapak, saya tak banyak mempunyai cerita tentang beliau, karena jujur saja saya amat jarang untuk bercengkrama ataupun saling bercerita tentang masa depan tentang harapan saya kepada Bapak. Meskipun dibilang jarang untuk saling bertukar pikiran, namun saya sangat mengagumi sosok Bapak. Satu hal yang saya ingat dari beliau adalah ketika keluarga saya mendapatkan musibah, beliau rela untuk mengorbankan dirinya hanya untuk keluarga.
Mungkin jika saya bercerita tentang kepribadian beliau, saya akan meneteskan beribu-ribu airmata hanya untuk mengenang semua pengorbanan beliau. Beliau sangat rela jika saya meminta untuk ditemani pergi kemana-mana, ketika saya membutuhkan sesuatu beliau dengan siap rela mengantar saya sampai kebutuhan tersebut terpenuhi. Beliau tak pernah mengeluh dihadapan anak-anaknya. Beliau selalu terlihat sebagai sosok Bapak yang mengagumkan.
Saya menangis ketika saya harus pisah untuk waktu yang lama dengan beliau. Saya tak bisa apa-apa. Saya harus mulai mandiri tanpa beliau ketika saya berada dalam perantauan. Saya sadar ketika Bapak dan Ibu melepas saya untuk menuntut ilmu, Bapak sangat merasa kehilangan sosok saya di keluarga dan begitupun sebaliknya saya sangat merasa tak bisa apa-apa tanpa beliau.
Beribu-ribu jaraknya doa akan tetap sampai. Begitulah pepatah yang sering saya gunakan untuk menguatkan diri saya agar tetap bisa bertahan dan berjuang di tanah orang. Ketika saya mendengar beliau sakit, disitulah titik terapuh dalam perjalanan saya. Saya tidak bisa langsung pulang begitu saja disaat mendengar kabar yang kurasa sangat buruk bagi pendengaran saya. Wajar jika saya menangis sejadi-jadinya ketika tak ada satupun orang yang memberi tahu pada saya bahwa beliau jatuh sakit. Saya tahu betul penyakit beliau. Saya sempat berpikir, bagaimana jadinya saya ketika beliau sudah tak lagi membuka matanya untuk melihat dunia? Bagaimana saya harus berusaha ikhlas disaat beliau sudah tak bisa lagi mengantar saya kemanapun saya mau? Namun sekali lagi, sejauh apapun jarak antara saya dan beliau, doa akan tetap sampai.
Untuk cerita selanjutnya yang ingin saya tulis adalah tentang seorang wanita pekerja keras, tentang malaikat yang sengaja diturunkan Tuhan untuk melengkapi hidup saya, tentang wanita yang tak pernah nampak menangis, dan tentang wanita yang selalu mengajarkan saya artinya berbagi dalam kesederhanaan. Ibu.
Sosok Ibu dalam kehidupanku sangat terlihat nyata. Beliau sangat rela berkorban demi anak-anaknya bahkan melebihi Bapak. Saya masih ingat, bagaimana Ibu merawat saya seorang diri ketika Bapak masih berjuang di tanah rantau. Ibu merupakan sosok yang sangat pekerja keras. Saya tahu betul bagaimana perjuangan Ibu untuk mendapatkan pekerjaan mulai dari nol hingga saat ini yah Alhamdulillah sudah bisa membantu meringankan beban Bapak. Ibu selalu menguatkan anaknya disaat anaknya sedang dalam masalah. Satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah ketika Ibu menangis dalam sujud panjangnya, ketika Ibu harus melepaskan saya untuk belajar di tanah rantau. Banyak yang bilang saya anak mami, yah memang pada kenyataannya saya merupakan anak yang seperti itu. Maka dari itu, Ibu menangis berdoa pada Tuhan mungkin agar saya bisa hidup mandiri di tanah orang.
Akan tetapi karena kesibukan Ibu, saya terkadang marah mengapa Ibu jarang sekali ada waktu untuk sekedar bercerita tentang kerasnya hidup ketika saya sudah mulai beranjak dewasa. Mungkin Ibu menginginkan agar saya bisa berpikir secara mandiri dan sudah harus bisa menyelesaikan masalah sendiri. Meski terkadang saya sangat merindukan sosok Ibu yang dulu selalu menjadi tempat curahan kekecewaanku pada hidup. Mungkin semua hanya masalah waktu. Ketika saya sudah beranjak dewasa dan ketika kesibukan kuliah semakin menyita waktuku, saya merupakan anak yang jarang sekali pulang dalam dekapan keluarga. Hampir setiap hari saya menanyakan kabar Ibu, mungkin Ibu bosan dengan tingkah kekanak-kanakan saya yang selalu ingin bercerita dengannya.
Ibu sosok yang sangat kuat, tangguh, pekerja keras, bijaksana, tegas, dan pemaaf. banyak sekali sikap dan sifat yang sangat saya kagumi pada diri Ibu. Terkadang saya berpikir, saya ingin menjadi seperti Ibu, namun Ibu selalu berkata “jangan jadi seperti Ibu nak, Ibu tak pandai, Ibu masih banyak kekurangan, kamu harus jadi lebih baik dari Ibu”. Ah ibu, padahal menurutku Ibu lah satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Sekeras apapun Ibu menolak ketika saya ingin jadi seperti Ibu dalam hati saya selalu berdoa agar saya bisa meniru perjuangan keras Ibu agar menjadi sukses. Ibu sangat kuat, Ibu selalu merangkul anak-anaknya ketika anak-anaknya tengah terjatuh. Sekali lagi Ibu sangat kuat dan sabar, saya tetap ingin menjadi seperti beliau. I’m not as strong as you, Mom. But I always trying to be like the figure of my Mom.
Salam rindu dari anakmu yang jauh menuntut ilmu dalam rantauan Pak, Bu.